Sejarah Adanya Ka’bah Di Mekkah
KA’BAHyang terletak ditengah Masjidil Haram di Mekkah dengan bentuk bangunannya yang mendekati bentuk kubus. Ka’bah merupakan bangunan yang dijadikan sebagai patokan atau kiblat atau patokan arah untuk hal yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti shalat. Selain itu Ka’bah merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi bagi umat Islam pada saat musim haji dan umrah. Pada awalnya, Mekkah hanyalah sebuah hamparan kosong. Dari sejauh mata memandang yang kita lihat hanyalah pasir yang bergumul di tengah terik yang menyengat. Aliran air zam-zamlah yang pertama kali mengubah daerah gersang itu menjadi sebuah tempat kecil yang dimulainya peradaban kelompok baru dunia Islam.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Sebelum renovasi, Ka’bah yang terletak di ruang sempit dan terbuka di tengah sebuah masjid yang kini dikenal dengan Masjidil Haram. Pada akhir tahun 700-an, tiang kayu masjid diganti dengan menggunakan marmer dan sayap-sayap masjid diperluas, ditambah dengan beberapa menara. Renovasi yang dirasa perlu, untuk menyusul semakin berkembangnya Islam dan semakin banyaknya jamaah haji dari seluruh jazirah Arab dan sekitarnya. Wajah Masjidil Haram yang kini mulai modern dengan direnovasi pada tahun 1520 pada kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur pada tahun tersebut yang kemudian dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi sampai pada saat ini.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (Qs. Ali Imran: 96).
Ka’bah yang disebut juga dengan Baitullah (Rumah Allah SWT) atau Baitul ‘Atiq(Rumah Kemerdekaan). Dibangun tembok yang berupa segi empat yang terbuat dari batu-batu yang besar yang berasal dari gunung-gunung di sekitar Mekkah. Baitullah ini dibangun di atas dasar pondasi yang kokoh. Dinding-dinding di sisi Ka’bah ini diherikan nama khusus yang ditentukan berdasarkan nama negeri ke arah mana dinding itu menghadap, terkecuali satu dinding yang diberikan nama dengan sebutan “Rukun HajarAswad” Ada sudut (rukun) atau keempat dinding tersebut antaranya:
- Sebelah Utara Rukun Iraqi (Irak)
- Sebelah Barat Rukun Syam (Suriah)
- Sebelah Selatan Rukun Yamani (Yaman)
- Sebelah Timur Rukun Aswad (Hajar Aswad)
Keempat sisi Ka’bah yang ditutup dengan selubung yang dinamakan dengan Kiswah. Sejak zaman Nabi Ismail, Ka’bah sudah diberikan penutup yang berupa Kiswah ini. Saat ini Kiswah tersebut terbuat dari bahan sutra asli yang dilengkapi kaligrafi dari benang emas. Satu tahun Ka’bah ini dicuci sebanyak dua kali, pada awal bulan Dzul Hijjah dan awal bulan Sya’ban. Kiswah yang diganti sekali dalam setahun. Nabi Muhammad SAW pada usia 30 tahun (sekitar pada tahun 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada saat itu), karena akibat banjir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu bangunan ini direnovasi kembali.
Pada masa itu sempat terjadi perselisihan antara kepala suku atau kabilah yang lain ketika ingin meletakkan kembali batu Hajar Aswad, berkat penyelesaian Nabi Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan dengan baik tanpa harus ada pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan. Menjelang pada saat Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah. Dilingkungan Ka’bah yang penuh dengan patung yang merupakan suatu perwujudan dari Tuhan bagi bangsa Arab ketika saat masa kegelapan pemikiran (jahiliyah) sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan sebagai nenek moyang dari bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Allah SWT tidak diperbolehkan disembah yang diserupakan dengan benda atau makhluk apapun dan tidak mempunyai perantara untuk menyembahnya serta ia tunggal tidak ada yang menyerupainya dan ia tidak beranak dan tidak pula diperanakan (Surah Al-Ikhlash dalam Al-Qur’an).
Pada akhirnya Ka’bah dibersihkan dari patung-patung ketika Nabi Muhammad SAW telah membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah. Selanjutnya bangunan Ka’bah ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah yang sebagai pemegang kunci Ka’bah dan administrasi serta pelayanan haji yang diatur oleh pemerintahan baik itu pemerintahan khalifah Ahu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai pada saat ini yaitu pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
Trackbacks & Pingbacks
[…] shalat berjamaah. Masjid terindah di dunia ini memiliki luasan hampir 100 hektar yang mengelilingi kakbah secara menyeluruh, bahkan mampu menampung jamaan hingga 4 juta orang. Tidak heran jika masjid ini […]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!